Artikel Refleksi Modul 1

Budaya Positif Wujudkan Merdeka Belajar
Oleh : Sri Hardiyati Wahyurini
SMP Negeri 12 Semarang
CGP Angkatan 4

            Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 4 ini sudah saya lalui sekitar tiga bulan. Banyak ilmu, pengetahuan, dan pengalaman yang saya dapatkan dari modul 1 ini. Senang yang saya rasakan karena ada hal baru yang menguatkan dan menumbuhkan semangat saya dalam menjalani profesi sebagai guru. Wawasan yang luas mendewasakan saya untuk lebih bijak dalam menghadapi anak didik yang semakin cerdas. Untuk menambah wawasan saya berbagi ilmu pengetahuan pada teman-teman di sekolah maupun di MGMP mapel Bahasa Jawa dengan cara sosialisasi materi.
            Ada beberapa empat materi modul yang ada pada modul 1. Materi tersebut meliputi modul 1.1 terkait dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak, modul 1.3 berisi visi dan misi guru penggerak, dan modul 1.4 mengenai budaya positif. Materi-materi tersebut melengkapi wawasan guru dalam menjalankan peran dan tugasnya untuk mencetak anak didik yang merdeka belajar.
            Merdeka belajar merupakan salah satu filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara yang baik diterapkan dalam aktivitas pembelajaran di samping filosofi yang lain. Adapun filosofi tersebut adalah menuntun atau tuntunan, adanya kodrat alam dan kodrat zaman, budaya positif untuk menebalkan laku, budi pekerti, peran guru sebagai pamong, pengasuh, dan fasilitator, serta trilogi Ki Hajar Dewantara. 
            Trilogi Ki Hajar Dewantara dikenal dengan tiga semboyan yaitu: Ing ngarsa sung tuladha, yang berarti ketika berada di depan, seorang guru harus mem­beri teladan atau contoh dengan tindakan yang baik, Ing madya mangun­ karsa artinya pada saat di antara siswa, guru harus menciptakan prakarsa dan ide, dan Tut wuri handayani memiliki arti dari belakang seorang guru harus bisa memberikan­ dorongan dan arahan.
            Seorang guru memiliki tugas tidak hanya memberikan pengajaran saja tetapi juga pendidikan.  Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin.  Pengajaran cenderung berkaitan dengan konten materi sebagai bekal ilmu yang diberikan untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan pendidikan merupakan pemberian tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan terkait dengan pembimbingan, pengarahan, dan pemberian tuntunan agar memiliki karakter yang baik kepada anak agar bisa mencapai tujuan dan cita-cita baiknya
            Filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara yang memunculkan konsep merdeka belajar dengan pembelajaran berpusat pada anak dan diharapkan melahirkan anak didik yang berprofil Pelajar Pancasila, yaitu: Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri. Guru berperan penting sebagai pamong, pengasuh, dan fasilitator yang menghamba, tidak mengharap balasan apa pun, dan berserah pada anak. Guru hendaknya memerdekakan jiwa sang anak sesuai kodrat dan bakat anak agar tersalur lahir dan batinnya dengan gembira.
            Sebagai guru harus memiliki nilai dan peran agar mampu menjadi teladan, memberi motivasi dan mendorong anak untuk mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya dalam pendidikan melalui proses pembelajaran. Nilai yang perlu dimiliki guru adalah mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif, dan berpihak pada anak, sedangkan peran yang perlu dimiliki guru adalah memimpin pembelajaran, berkolaborasi dengan guru lain, menciptakan komunitas belajar dan mewujudkan kepemimpinan anak. Nilai dan peran merupakan langkah awal menuju perubahan baru. 
            Selain hal tersebut, lingkungan yang aman dan nyaman membuat peserta didik mampu berpikir, bertindak, dan mencipta dengan merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab. Budaya positif yang ada di lingkungan sekolah penting diterapkan untuk mendukung ketercapaian tujuan bersama. Hal-hal yang perlu dipahami guru dalam mewujudkan budaya positif di sekolah antara lain seperti berikut ini.
1. Disiplin positif.
            Disiplin diri memiliki motivasi internal karena seseorang mampu menggali potensi yang ada dalam dirinya menuju sebuah tujuan yang bermakna. Disiplin positif merupakan pendekatan dalam proses pembelajaran dan mendidik  anak untuk melakukan kontrol diri dan pembentukan kepercayaan diri. Disiplin positif bertujuan menanamkan motivasi pada anak didik untuk menjadi seseorang dan menghargai diri sendiri dengan nilai yang dimilikinya.
2. Keyakinan kelas.
        Keyakinan merupakan nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip universal yang disepakati bersama secara universal, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama. Suatu keyakinan dapat memotivasi seseorang dari dalam hingga seseorang menjadi lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan. Keyakinan kelas merupakan kesepakatan kelas yang diyakini bersama oleh guru dan anak didik selama proses pembelajaran.
3. Kebutuhan dasar.
           Kebutuhan dasar manusia terbagi menjadi lima yaitu kebutuhan bertahan hidup (survival), cinta dan kasih sayang (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan (power). Guru harus memahami bahwa setiap tindakan anak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak. Kebutuhan dasar setiap anak berbeda-beda dan agar menjadi individu yang selamat dan bahagia, kebutuhan dasar harus terpenuhi secara positif. Oleh karena itu, guru diharapkan memberdayakan anak agar dapat memenuhi kebutuhannya secara positif dan bukan secara negatif.
4. Lima posisi kontrol.
            Posisi kontrol guru merupakan bagian dari disiplin yang berpihak pada anak. Posisi kontrol yang sering dilakukan guru adalah penghukum, pembuat orang merasa bersalah, teman, monitor (pemantau), dan manajer. Guru hendaknya melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk anak-anak. Guru sebaiknya mengetahui dan menerapkan disiplin restitusi di posisi monitor dan manajer agar dapat menciptakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman.
5. Restitusi.
            Restitusi merupakan proses menciptakan kondisi bagi anak untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan sehingga anak bisa kembali pada kelompoknya dengan karakter yang lebih kuat. Guru harus memahami restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada anak sebagai bagian dari budaya positif di sekolah. Guru diharapkan dapat menerapkan restitusi dalam membimbing anak berdisiplin positif agar menjadi anak didik yang merdeka.
           Dengan adanya budaya positif sekolah yang aman, nyaman, dan bermakna dapat membantu anak untuk mewujudkan merdeka belajar yang berprofil pelajar Pancasila sesuai dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara. Guru dan anak didik senantiasa berkolaborasi menciptakan kedalaman spiritual, intelektual, sosial untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia. Guru berkolaborasi dengan anak dalam mengembangkan potensi anak sesuai karakteristik masing-masing.  
            Bentuk aksi nyata penerapan modul 1.1 dan 1.4 di sekolah, salah satunya dengan  menanamkan dan membiasakan budaya positif dengan kesepakatan kelas dalam proses pembelajaran, Adapun hasil aksi nyata yang diperoleh sebagai berikut: 1. Komunikasi siswa dan guru terjalin dengan baik dalam berdiskusi membuat kesepakatan kelas yang dipasang dinding kelas; 2. Karakter baik dari nilai-nilai profil pelajar Pancasila mulai tumbuh dan berkembang secara sadar dan kontinyu pada diri peserta didik ketika melaksanakan proses pembelajaran; 3. Situasi dan kondisi kelas lebih nyaman sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar dan efektif. 
            Refleksi hasil aksi nyata tersebut adalah pembuatan kesepakatan bersama siswa di kelas berjalan dengan lancar dan komunikasi dengan siswa terjalin dengan baik. Proses pembelajaran berjalan dengan efektif. Karakter yang diharapkan pada Profil Pelajar Pancasila mulai tumbuh dan tampak pada diri siswa. Saya senang dan termotivasi untuk selalu mengingatkan siswa melakukan kesepakatan kelas di awal kegiatan pembelajaran. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya pembiasaan kesepakatan kelas kadang terlewatkan di beberapa kelas sehingga belum berjalan maksimal. Saya berharap pembiasaan positif tersebut terlaksana dengan baik setelah situasi dan kondisi pembelajaran kembali normal. 

            Pembiasaan positif secara kontinyu dalam pembuatan kesepakatan kelas perlu ditingkatkan. Sebagai tindak lanjutnya, sebagai CGP saya berharap bisa selalu memberikan sosialisasi informasi positif dan berbagi dengan warga sekolah demi kemajuan pendidikan, mengaktifkan pembiasaan budaya positif untuk melakukan kesepakatan kelas di awal kegiatan pembelajaran, meningkatkan komunikasi dengan siswa baik di dalam maupun di luar pembelajaran, memberikan motivasi pada siswa untuk lebih aktif selama proses pembelajaran, serta melakukan refleksi diri secara rutin. Wahai sahabat guru, mari bangkit dan bergerak bersama untuk kemajuan anak didik kita.


Note :
https://www.youtube.com/watch?v=MH1sntVt8JQ
https://drive.google.com/drive/folders/1_gP4N-ZIlo23U2sFwM3Nhl5ZWcQhLBPm
 
 
 



 

 

Comments

  1. Sangat mnginspirasi!
    Paparan yg sangat lugas, runtut dan mampu memberikan pemahaman bagi pembaca. Penjelasan tentang budaya positif yg simpel dan sederhana dapat memberikan wawasan bagi pembaca dan diterapkan di sekolah.

    ReplyDelete
  2. Sangat bagus, simple jelas dan memotifasi :)))))))

    ReplyDelete
  3. Masha Allah...
    sangat bagus, jelas, mengandung nakna yang positif....
    semoga sukses. Aamiin

    ReplyDelete
  4. 👍, terima kasih ilmunya. Semoga kita dapat menerapkan budaya positif ini secara tepat dan terus menerus. 🥰🥰🥰

    ReplyDelete
  5. Sangat menginspirasi bagi kita semua,ayooo maju trs.

    ReplyDelete
  6. Trmksh ilmunya.... Tambah semangat ibu....

    ReplyDelete
  7. Semoga bisa terwujud demi masa depan bangsa dan negara Indonesia tercinta

    ReplyDelete
  8. mantap singkat padat dan jelas.. sangat menginspirasi ..lanjutkan bu

    ReplyDelete
  9. Terima kasih banyak atas support dan doanya. Semoga Allah senantiasa mengabulkan doa kita. Aamiin.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Koneksi Antarmateri Modul 2.3